my cuk muncung.pls play with him while im not at home.tq

My Fav On9 Shopping

Peristiwa Kewafatan Rasulullah SAW

Diriwayatkan bahawa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah SAW berada di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibrail dan berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehNya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah malaikat Jibrail pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Rasulullah SAW lalu mengumpulkan para sahabat baginda, dan menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibrail. Apabila para sahabat RA mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar RA mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya. Abu BAkar RA pulang ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar RA menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar RA menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain. Maka berkumpullah para sahabat RA di depan rumah Abu Bakar RA dan bertanya: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempurna."

Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat RA maka Abu Bakar RA pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesuatu perkara itu telah sempurna maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri Rasulullah menjadi janda." Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar RA maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar RA, lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW tentang kejadian yang mereka saksikan itu.

Berkata salah seorang dari para sahabat RA, "Ya Rasulullah, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar dan kami dapati ramai orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar RA.

Sebaik Rasulullah SAW sampai di rumah Abu Bakar RA, Rasulullah SAW melihat kesemua mereka menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali RA berkata, "Ya Rasulullah, Abu Bakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Sebaik sahaja Abu Bakar RA mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan, sementara Ali RA pula mengeletar seluruh tubuhnya, para sahabat yang lain pula menangis sekuat yang mereka mampu. Sehinggakan gunung-ganang, semua malaikat yang ada di langit, cacing-cacing, semua binatang baik yang ada di darat maupun yang ada di laut semua menangis. Kemudian Rasulullah SAW bersalam dengan para sahabat RA satu demi satu dan berwasiat pada mereka.

Pada satu hari, baginda SAW menyuruh Bilal RA azan untuk mengerjakan solat. Para Muhajirin dan Ansar pun berkumpullah di masjid Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW menunaikan solah dua rakaat bersama semua yang hadir. Setelah selesai solat, baginda SAW bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: "Alhamdulillah, wahai para muslimin. Sesungguhnya aku adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang ke jalan Allah dengan izinNya. Dan aku ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu, kalau ada sesiapa ada hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi aku sebelum aku dituntut di hari Qiamat."

Rasulullah SAW berkata sebanyak tiga kali, lalu bangunlah seorang lelaki bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah, kalau kamu tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu aku tidak mahu mengemukakan ini."

Lalu 'Ukasyah RA berkata lagi: "Sesungguhnya dalam perang Badar aku bersamamu ya Rasulullah. Pada masa itu aku mengikuti unta kamu dari belakang. Setelah dekat, akupun tuun menghampiri kamu dengan tujuan supaya aku dapat mencium paha kamu, tetapi kamu telah mengambil tongkat dan memukul unta kamu untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu akupun kamu pukul pada tulang rusukku. Aku hendak tanya samada kamu sengaja memukul aku atau hendak memukul unta tersebut."

Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal RA, "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal RA keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah RA sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk dibalas [di qishash]."

Setelah Bilal RA sampai di rumah Fatimah RA maka Bilal RA pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah RA menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Bilal RA menjawab: "Aku Bilal, aku telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat baginda. "Kemudian Fatimah RA berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal RA: "Wahai Fatimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah RA lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah?" Bilal RA tidak menjawab pertanyaan Fatimah RA. Setelah Fatimah RA memberikan tongkat tersebut, maka Bilal RA pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal RA maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah RA.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar RA dan Umar RA tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar RA dan Umar RA maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali RA bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah". Lalu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan RA dan Husin RA bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kamu qishashlah kami sama jika kamu ingin menqishash Rasulullah" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah aku kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah RA berkata: "Ya Rasulullah, anda telah memukul aku sewaktu aku tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah RA melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Aku tebus kamu dengan jiwa ku ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul kamu. Aku melakukan begini adalah sebab aku ingin menyentuh badan kamu yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan ku. Dan Allah SWT menjaga aku dari neraka dengan kehormatanmu" Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah di dalam syurga."

Ibnu Mas’ud RA berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah RA. Kemudian baginda SAW memandang kami sambil berlinangan air mata dan bersabda: "Marhaban bikum, semoga Allah SWT memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah SWT menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah SWT. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah SWT."

Allah SWT berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal kamu ya Rasulullah? Baginda SAW menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah SWT, ke Sidratul Muntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arasy."

Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan kamu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: "Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih."

Kami bertanya: "Siapakah yang akan mensolatkan baginda di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis. Kemudian baginda SAW bersabda: "Tenanglah, semoga Allah SWT mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibrail. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Izrail berserta bala tenteranya. Kemudian masuklah kamu dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Setelah itu para sahabat RA menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah kamu adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila kamu sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?" Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW pun bermula. Dalam bulan Safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat RA. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah SAW diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal RA menyelesaikan azan subuh, maka Bilal RA pun pergi ke rumah Rasulullah SAW kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Lalu dijawab oleh Fatimah RA, "Rasulullah masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal RA mendengar penjelasan dari Fatimah RA maka Bilal RA pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah RA itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal RA pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal RA telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal RA pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah. Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"

Setelah Bilal RA sampai di masjid maka Bilal RA pun memberitahu Abu Bakar RA tentang apa yang telah Rasulullah SAW pesankan kepadanya. Ketika Abu Bakar RA melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat RA dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah RA; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Siti Fatimah RA menjawab: "Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah tidak ada bersama mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali RA dan Fadhl bin Abas RA, lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka Rasulullah SAW pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah SAW melihat kepada orang ramai dan berkhutbah: "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah SWT, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Dengan suara terbatas Rasulullah SAW bersabda, "Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Pesanan ringkas itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah SAW yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar RA menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar RA dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman RA menghela nafas panjang dan Ali RA menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah SAW akan meninggalkan kita semua." Keluh hati semua sahabat RA kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat. Tatkala Ali RA dan Fadhal RA dengan cergas menangkap Rasulullah SAW yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar, kalau mampu, seluruh sahabat RA yang hadir pasti akan menahan detik-detik dari terus berlalu.

Setelah itu Rasulullah SAW pun pulang ke rumah baginda. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah SAW masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah SAW sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaKu."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai seorang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam, "Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!" Fatimah RA tidak mengizinkannya masuk, "Wahai Abdullah (Hamba Allah), maaflah, ayahku sedang sakit," kata Fatimah RA yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah RA kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata. Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengari oleh Rasulullah SAW. Baginda SAW bertanya pada Fatimah RA, "Siapakah itu wahai anakku?"

Fatimah RA menjawab: "Seorang lelaki memanggil ayahanda, saya katakan kepadanya yang ayahanda dalam keadaan sakit. Ia memanggil dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW lantas berkata; "Wahai Fatimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fatimah RA, "Tidak ayahanda."

"Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat, yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fatimah RA tidak dapat menahan air matanya lagi. Setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan bermula, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Fatimah RA maka Baginda SAWpun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan daku."

Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan aku adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau dikau izinkan, kalau dikau tidak izinkan maka aku akan kembali." Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikulmaut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibrail? "Aku tinggalkan ia di langit dunia?" Jawab malaikat Izrail. Baru sahaja malaikat Izrail selesai bicara, tiba-tiba malaikat Jibrail datang dan duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai Jibrail, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat?" Jibrail menjawab: "Ya, wahai kekasih Allah."

Rasulullah SAW bertanya lagi: "Wahai Jibrail, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku di sisi Allah SWT" Berkata malaikat Jibrail, "Sesungguhnya semua pintu langit telah di buka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti."

Berkata Jibrail: "Allah SWT telah berfirman yang bermaksud, Sesungguhnya Aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum dikau masuk terlebih dahulu, dan Aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga." Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku."

Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu malaikat lzrail pun memulai tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. Apabila ruh baginda SAW sampai ke pusat, dengan perlahan Rasulullah SAW mengaduh "Jibrail, betapa sakit sakaratul maut ini." Fatimah RA terpejam, Ali RA yang di sampingnya menunduk semakin mendalam dan Jibrail mengalihkan pandangannya dari Rasulullah SAW. Melihatkan telatah Jibrail itu maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibrail, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibrail berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?"

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah SAW merintih kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali RA segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat RA saling berpelukan. Fatimah RA menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali RA kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah SAW yang mulai kebiruan. Ali RA berkata: "Sesungguhnya Rasulullah ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan aku meletakkan telinga, aku dengan Rasulullah berkata: "Umatku, umatku." Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW Rasulullah SAW wafat pada hari Isnin 13 Rabiul Awal.

Berkata Anas RA: "Ketika aku lalu di depan pintu Aishah, ku dengar dia sedang menangis sambil mengatakan: "Wahai orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang yang keluar dari dunia dari perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa'iir"

Telah bersabda Rasulullah SAW bahawa: "Malaikat Jibrail telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

Wallahu'alam.

Tangisan Rasulullah saw Sepanjang malam.. (T_T)



Menangis adalah sebuah reaksi emosi yang wajar. Umumnya, perempuan lebih mudah dan lebih sering menangis daripada laki-laki. Masyarakat umumnya menuntut laki-laki agar kuat dan tegar, salah satu bentuknya adalah dengan tidak menangis. Jika seorang laki-laki kedapatan sedang menangis, cibiran dan cemoohan pun akan tertuju padanya. “Kamu itu laki-laki, jangan nangis seperti perempuan!”

Laki-laki memang harus kuat, tetapi bukan berarti tak boleh menangis. Menangislah ketika mengingat Allah. Menangislah ketika menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat. Menangislah….

Pernah suatu ketika Rasulullah Saw. menangis sepanjang malam. Apa yang membuat beliau menangis sepanjang malam? Apakah istri? Anak keturunan? Harta benda dan kebun-kebun? Ternyata bukan karena hal-hal duniawi tersebut.

Beliau menangisnya karena dalam shalatnya beliaumembaca Al-Quran Surah Al-Ma’idah ayat 118 yang menceritakan doa untuk umatnya, untuk kita.

Beliau shalat sambil menangis hingga waktu subuh tiba. Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut. “Jika Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

Kemudian beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa, “Ya Allah, umatku … umatku ….”

Lalu beliau menangis tersedu-sedu.

Allah Ta’ala berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, pergi dan temuilah Muhammad. Tuhanmu Maha Mengetahui. Sekarang tanyakan kepadanya, kenapa dia menangis?”

Jibril pun menemui Rasulullah Saw. untuk menanyakan sebab musabab beliau menangis. Rasulullah Saw. berterus terang kepada Jibril mengenai kekhawatiran beliau pada umat beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan Rasulullah itu kepada Allah.

Allah menjawab, “Sekarang, pergi dan temui Muhammad. Katakan padanya bahwa Aku meridainya untuk memberikan syafaat kepada umatnya dan Aku tidak akan berbuat buruk kepadanya.” (HR Muslim dan Ath-Thabari)

Rasulullah Saw., manusia mulia itu, laki-laki agung itu, menangis dalam shalatnya. Menangis memohon ampunan untuk umatnya, kita. Subhanallah. Sungguh besar cinta Rasulullah Saw. pada kita. Bagaimana dengan kita? Menangiskah kita ketika mengingat Allah dan Rasul-Nya?

Salasilah Nabi Muhammad s.a.w. apakah keturunan Rasulullah s.a.w itu pada pangkal nama "istimewa"?



Dulu  setiap kali pulang ke kampung dan melawat kubur nenek moyang saya sering tertanya - tanya kenapa nama nenek moyang saya ada pangkal nama Siti, Sayyid, Sheikh. contoh arwah moyang Sayyid Mahadi al-habib. siti zahara al habib(nenek), tapi generasi kami termasuk yang sebelum2 kami tak ada pangkal nama sedemikian lagi. bila dijelaskan oleh orang2 tua yang veteren barulah saya faham knp dan setuju dgn penjelasan tersebut.
Persoalan yang pernah bermain diminda. benarkah pangkal nama "istimewa "seperti Wan , Nik ,Tengku ,Syed dan sebagainya mempunyai talian darah dengan keluarga Rasulullah atau Ahlul Bait Baginda s.a.w? seperti apa yang faham dan di terangkan termaktub dalam Al-Quran

Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.

1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?

3. QS. 33:33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".

Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait menjadi universal:

1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW.

2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW.

3. Isteri-isteri beliau.

4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki.

Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah bukan termasuk kelompok ahlul bait.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka dengan ini bukankah keturunan Rasulullah itu telah putus pada Fathimah sendiri dan tidak wujud lagi pada masa kini apa yang digelar Ahli Bait. Sebabnya, bapa kepada Hassan dan Hussain ialah Ali. Ali adalah sepupu kepada Rasulullah dan nasab mereka bersambung pada datuk Rasulullah yakni Abdul Mutalib.

Jadi sekiranya kita mengaplikasikan formula mereka yang berhujah tersebut, maka susur galur yang ada sekarang adalah keturunan Abdul Mutalib dan bukannya berdarah Rasulullah. Sebabnya, keturunan Rasulullah terhenti setakat Fathimah kerana Fathimah adalah anak perempuan justeru nasab anak kepada Fathimah tidak boleh bersambung kepada Rasulullah. Sebaliknya, bersambung kepada Ali bin Abi Talib bin Abdul Mutalib. Jadi apa yang ada sekarang ini semuanya keturunan Abdul Mutalib. Nah, inilah hasil formula tersebut. Jelas sekali yang formula ini tidak boleh diaplikasikan apatah lagi dipakai sebagai hujah.

Sebaliknya Rasulullah menyebut:



"Semua anak Adam bernasab kepada orang tua lelaki (ayah mereka), kecuali anak-anak Fatimah. Akulah ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka".

Kesimpulan dari tulisan di atas, bahwa pewaris tahta 'ahlul bait' yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya seperti Saidina Hasan dan Husein maupun yang perempuan bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT. kalau kita kaji dan lihat semula salasilah keturunan baginda tidak ada sebarang pangkal nama "istimewa" yang diletakkan sebelum nama mereka. 
Saya juga yakin setelah wafatnya Baginda 1400 tahun yang lalu.. cucu cicit baginda Al Hassan dan Al Hussin berhijrah kemerata tempat untuk meneruskan hidup dan berlindung mungkin saja mereka ke alaska kah.. ker rusia ker..bosnia ker..melalui sejarah yang kita ketahui Saidina Hussin terkorban semasa perang di karbala pada 10 muharam 61 hijrah yakni 1372 tahun yang lalu dan meninggalkan satu2nya putera tunggal beliau Ali Zainal Abidin dan kita pun sebenarnya tidak pasti adakah Ali Zainal Abidin mempunyai anak kerana setelah tragedi itu anak Saidina hussin melarikan diri manakala Saidina Hassan setelah menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyah, maka Saidina Hasan dan keluarganya kembali ke Madinah dan menetap disitu sehingga beliau berpulang ke rahmatullah, pada hari Khamis, 7 Safar tahun 49 H, dalam usia 47 tahun. Ketika Saidina Hasan wafat (menurut sejarah diracun oleh orang suruhan Muawiyah bin Abi Sufyan), adiknya Saidina Husin r.a. bersama ramai kaum Muslimin ingin mengebumikannya dekat pusara datuknya (Nabi Muhammad SAW) tetapi sayang telah mendapat gangguan dan halangan dari beberapa pihak yang tidak bersetuju Saidina Hasan dikebumikan didekat maqam datuknya, dengan adanya hujan panah keusungan Saidina Hasan r.a. Akhirnya jenazah Saidina Hasan dimakamkan di Jannatul Baqi.kalau kita kaji smeula salasilah Rasul Allah ini kita akan dapati dari ibu nabi sehingga kepada cucu nabi Hussin mereka tidak melahirkan zuriat yang ramai hanya 1 hingga 2 org setiap mereka dan ada yang meninggal sewaktu kecil juga.Semua ini pasti ada hikmah yang telah Allah aturkan.. Sesungguhnya hanya Allah saja lebih mengehtahui kemana mereka tuju dan sudah pasti mereka tidak mendedahkan identiti mereka sewenangnya.. sesudah itu ramailah manusia-manusia yang tdk bertanggungjawab mengaku - ngaku yang mereka adalah anak cucu cicit dari keturunan Rasulullah s.a.w dari Saidina Hussin dan Saidina Hassan supaya mereka disanjung2 dijadikan ketua kabilah sesuatu kawasan tempat mereka berhijrah merantau.terutama sekali di india dan kepulaun tanah melayu. Secara logiknya jika kita imbau kembali sejarah kedatangan saudagar2 arab ketanah melayu 100 hingga 200 tahun yang lalu dan mereka ada yang menjadi guru agama, berkahwin dgn org tempatan dan juga menjadi raja. jadi mereka ini mendapat gelaran "istimewa". seandainya dengan mengatakan org2 yg mempunyai pangkal nama "istimewa" ini adalah berasal dari keturunan yang mempunya pertalian dgn raja - raja itu adalah benar dan ada sahihnya. Tetapi jika mengatakan meraka adalah berasal dari keturunan Rasulullah s.a.w adalah lebih baik fikirkan ia kembali. kita sendiri sedia maklum, manusia ni kebanyakkan mengejar dunia,rakus pada dunia, mengejar pangkat dan darjat yang dicipta sendiri oleh manusia lebih- lebih lagi setelah kematian Saidina Hussin beribu -ribu tahun yang lalu.Manusia pada zaman itu hingga ke akhir zaman ini memang sanggup mengada2kan cerita, mencipta nasab keturunan dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi kini, mangaku pewaris keturunan nabi s.a.w malah ada yang sanggup mengaku nabi juga demi untuk mendapatkan pengaruh,pengikut, harta pangkat dunia..adakah kita ingin terus mewarisi dan meneruskan pembohongan ini hingga ke akhir zaman? kenapa tidak kita tinggalkan persoalan itu hanya kepada Allah kerana Allah saja yang selayaknya mengehtahui kebenaran yang nyata lebih2 melibatkan susur galur keturunan Baginda s.a.w.Saya yakin seandainya Baginda Rasulullah s.a.w masih hidup baginda tidak akan meletakkan dan membenarkan cucu cicit baginda dgn gelaran2 "istimewa" seperti ini, baginda sendiri tidak suka ummatnya bermegah2, angkuh, berpuak-puak dan menimbulkan byk masalah perselisihan dan  perkara lain yg bertentangan dgn islam dan sunnah, cthnya perasaan taksub bagi segolongan manusia yang cetek pemikirannya sehingga melarang keras mereka yang berketurunan Syed dan Sharifah daripada berkahwin dengan mereka yang bukan Syed dan Sharifah lebih lebih lagi kaum Sharifah kerana sekiranya mereka berkahwin dengan golongan yang bukan Syed, mereka tidak boleh mewariskan nama Syed atau Sharifah kepada anak mereka dan susur-galur keturunan itu akan terhenti di situ. sedangkan asal usul susur galur yang dibanggakan itu belum tentu kebenarannya atas faktor2 yang telah dinyatakan td.Boleh nak letak pangkal nama "istimewa" apa sekali pun,tapi jgn terlalu taksub dgn menyatakan pangkal nama "istimewa" sekian adalah dari keturunan Nabi s.a.w dan Lebih malang apabila ada segelintir manusia yang begitu taksub kepada golongan Syed dan Sharifah ini sehingga percaya yang mereka adalah golongan syurga dan sesiapa yang berkahwin dengan mereka juga akan turut tergolong dalan ahli syurga. Maka berebut-rebutlah orang yang cetek fahaman agamanya ingin berkahwin dengan Syed terutamanya supaya mereka dapat masuk syurga dengan mudah.
Lebih menjijikkan lagi bagi mereka yang bernama Syed atau Sharifah tetapi tidak berkelakuan sepertimana yang selayaknya sebagai seorang muslim ,tidak apa kebanyakkan mereka tidak pula mempunyai wajah orang arab langsung dan kebanyakkan mereka muka melayu asli jawa dan ramai juga yang muka ala2 mamak indian..tetapi kenapa mesti rambut dicolor2,ada yg ber tattoo sana sini, tindik sana sini golongan yang dikatakan mempunyai talian darah dengan Rasulullah dan akhlak mereka lebih hina dan melampau dari mereka yang bernama seperti Jessica alba semua ini sangat menyedihkan. Ini ternyata memberi tanggapan buruk dan mencemarkan keperibadian akhlak contoh teladan Rasulullah dan keluarga Rasulullah yang seharusnya diwarisi oleh ummat baginda itu sendiri.. Jika anda mahukan buktinya, lihat sahaja di televisyen. Berapa banyak artis yang bernama Syed atau Sharifah terutama yang Sharifah tidak menutup aurat, tergedik-gedik dan terkinja-kinja macam beruk dengan berpakaian menjolok mata. Cukup memalukan dan cukup menghinakan. Sesungguhnya kita manusia biasa dan kita semuanya sama,mungkin nenek moyang kita sedikit jahil dan khilaf dgn pangkat,darjat ,keturunan dan harta dunia tetapi perlu ker kita meneruskan kekhilafan mereka sebaliknya terima lah Allah Maha Mengehtahui sesuatu yang kita pun tak kan tahu kesahihanya ada sebabnya kenapa hanya Fatimah Az Zahra satu2nya pewaris tunggal puteri baginda s.a.w dan Fatimah adalah ahli bait yang terakhir.Saya percaya pasti ada diantara berjuta2 berbillion manusia yang ada didunia ini mempunyai saki baki darah pertalian yang sah dari keturunan Baginda s.a.w tetapi mereka mungkin insan biasa keluarga petani atau pengembala kambing seperti baginda s.a.w yang mungkin tinggal di somalia kah, serbia kah, atau dimana saja,pangkal namanya tidak bermula dgn apa2 gelaran istimewa, yang kehidupannya simple, dihiasi dgn sunnah dan serdahana seperti baginda s.a.w,  mereka rendah diri, tawaduk, yang hati mereka cinta dan sgt dekat dgn baginda s.a.w sedang mereka sendiri tidak tahu darah yang mengalir dalam setiap salur darah mereka dari keturunan Baginda s.a.w. Sesungguhnya setiap ketentuan dan takdir dari Allah itu adalah menjadi rahsia Allah.Manusia dari zaman dulu kala sehingga kini taksub dgn mencipta keturunan,darjat,kuasa, sedangkan keturunan yg dimaksudkan oleh Nabi s.a.w adlh bagaimana ibu bapa menjaga diri mereka,anak2 mereka,ahli kluarga mereka dengan Allah agar melahirkan dan mewariskan keturunan yang taat dan baik2.Ini jelas ditunjukkan oleh Rasulullah sendiri yang mengahwinkan Othman dengan dua anak perempuannya, Ruqayyah dan Umi Kalthum, mengahwinkan Zainab dengan Abu al-‘As bin Rabi’, mengahwinkan sepupunya Zainab dengan Zaid bin Harithah, mengahwinkan Usamah bin Zaid dengan Fatimah binti Qays sedangkan wanita-wanita tersebut semuanya berbangsa Quraisy manakala yang lelaki bukan berbangsa Quraisy dan banyak lagi perkahwinan-perkahwinan lain di mana Rasulullah sendiri mengahwinkan wanita Quraisy dengan lelaki bukan Quraisy bukan dari keturunan baginda malah bukan dari kerabat raja hanya insan2 biasa yg soleh. yang membezakan kita dimata Allah hanya taqwa sahaja.. mari kita perbanyakkan selawat keatas baginda kekasih Allah Muhammad s.a.w dan semoga Allah melindungi kita dari segala dosa,fitnah dan kejahatan dari org lain atau dr diri kita sendiri.Sematkanlah dalam hati yang dipandang Allah takwa dan amal seseorang.. jangan biarkan perasaan taksub berketuranan Nabi yang entah sahih ker tidak ni menjadikan kita jauh dari redha Illahi yang akhirnya membawa kita kpd murka Allah.Sama ada kita raja, sultan atau perdana menteri sekalipun kita semua adalah sama dimata Allah lebih baik kita mengakui dan berpegang yang kita hanya lah manusia hamba Allah dan Rasulullah adalah Penghulu kita dan kita haruslah menghidupkan Sunnah dan Al quran dalam diri kita itulah yang sebaik- baiknya..Soal berketurunan Nabi S.a.w ker..Nabi Yusuuff atau sah2 smua kita dari Nabi Adam ker kita serahkan kpd Allah.jgn terus memandai2 lebih2 lagi akhir2 zaman ni.. Wallahu'alam.. kembali ke pangkal jalan sebelum terlambat.  
  P/S dari letak pangkal nama yang bukan2. lebih manis lebih bangga letak pangkal nama anak ada Muhammad :) barulah grand !!! peace!!
.
Aku terpanggil untuk tulis blog tentang Salasilah junjungan besar baginda Rasulullah s.a.w ni pun krn aku baru jer bermimpi sesuatu yang menyedihkan pagi td. Dalam mimpi ni aku berada di suatu lembah yang kering dan pelik, kat situ ada satu gaung yang sgt lah besar dan api yang menyala2 dalam gaung tu. walau pun aku jauh dari gaung tu terasa lah sgt bahangnya panas pedih rasa.kat sana punyalah ramai manusia yang dicampak ke dalam gaung tu dr bermacam2 bangsa tapi paling ramai aku leh nmpk dari asia dari nusantara ni sendiri. aku pun kalut nak melarikan diri takut aku pun kena tarik masuk dlm gaung tu.dalam aku nak manjauhkan diri aku terjumpa sorang nenek tua pkai jubah biru muka nya tertutup separuh pkai purdah gitu smbil tangannya kurus kering kedut tu dia pegang rotan kayu panjang smbil mngahalau kambing2 dia.aku tanya nenek tu kenapa org2 tu kena masuk gaung tu.nenek tu jawab.itu lah org2 yang mengaku - ngaku nabi dan mengaku sebahagian warisku dengan mencipta-cipta jurang sesama manusia untuk meraih harta dunia pangkat darjat segala apa entah lagi aku tak leh nak ingat smua.tetiba nenek tu suruh aku celup hujung jari ku kedalam susu kambing dia dan angkat smula.nenek tu ckp susu kambing yang tersisa sdikit dijari ku tu itulah perumpaan waris dia yang masih ada diakhir zaman ni dan dia bgtau lg waris-waris dia yang sdikit ini tidak tahu yang mereka adalah warisku dan hidup dlm keadaan dhaif. then lepastu aku terus menangis minta bgtau jalan pulang kerumah.sbb makin lama gaung tu makin besar makin dkt dgn aku.tp nenek tu pergi berlalu begitu saja buat tak tahu and yang pasti aku dpt rasa kan kesedihan dia tp dia tinggalkan aku terkapai2.. aku meraung2 nak balik rumah smpailah aku terjaga dah pukul 4 pagi yer.dan aku rupa2nya btul2 mengeluarkan air mata dan badan aku berpeluh2 juga.aku jd bingung skejap.aku rasa sesuatu yang tak kena smpai ke la ni.aku yakin pasti ada diantara kalian yang pernah melalui mimpi lebih kurang aku. kalau ada silalah share juga yer. supaya menjadi peringatan sesama kita di akhir zaman ni. insyaAllah.


Jika rindu pada seseorang...

Rindu? Jika kamu RINDUKAN seseorang, PEJAMKANLAH MATA MU dan UCAPKANLAH:

“Ya Allah, aku rindukannya kerana-Mu Ya Allah, Jauhkanlah daku dari perkara yang membuatkan aku lupa kepada-Mu. Aku semakin mengerti, ‘JARAK’ ini bukan untuk menghukumku, tetapi ‘JARAK’ ini untuk MENJAGA aku dan dia.

✿~ Dengan ‘JARAK’ ini aku dan dia berjanji untuk BERUBAH menjadi yang lebih baik..
✿~ Dengan JARAK ini aku d
an dia berjanji untuk MEMPERBAIKI cinta kepada Ilahi..
✿~ Dengan jarak ini aku dan dia berjanji untuk MENCINTAI Pencipta kami lebih dari segalanya..
✿~ Dengan JARAK ini aku dan dia berjanji untuk MENDALAMI Islam hingga ke akar umbi..
✿~ Dan Dengan JARAK ini jua aku dan dia yakin andai tiba saatnya nanti, aku dan dia akan LEBIH BERSEDIA untuk melayari semua ini dengan jalan yang diredhai..

Terima kasih Ya Allah kerana memberi PELUANG kepadaku melalui jalan-Mu ini. Terima kasih kerana memberikan JARAK itu kepada aku dan dia.”
 

Alhamdulillah saya semakin sihat lg sekarang. Malas dah nk ber diet.. hehuuu!!! jumpa lg. salaam.. :)

Setitis Cahaya Di Aidilfitri

Di sekitar suria yang menyinar
Hadirnya mendung meliput cahaya
Di sebalik senyum tawa riang
Timbul tangis hiba di fajar mulia



Kekosongan melanda diriku
Bak sembilu menyayat di kalbu
Mengenang nasib diri sebatang kara
Mengharungi cabaran berliku

Chorus
Takbir menusuk jiwaku
Terkenangkan kisah-kisah lalu
Keinsafan menghantui diri
Berkekalan ‘kan ku ulang kembali
Sepatah doa mengiring diri
Setitik cahaya untuk meniti
Pedoman buat di hari muka
Moga ketenangan teman yang setia
 
Ulang Chorus
Sepatah doa mengiring diri
Setitik cahaya untuk meniti
Pedoman buat di hari muka
Moga ketenangan teman yang setia

SAAT MELEPASKAN DIA DEMI KEBAHAGIAANNYA..





Allah mengetahui yang terbaik, akan memberi kesulitan untuk menguji kita,kadang Ia pun melukai hati kita, supaya hikmat_Nya tertanam dalam, Jika kita kehilangan cinta maka pasti ada alasan dibaliknya,

Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti namun kita harus tetap percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberikan yang lebih baik.Ingatlah... bahwa kita mungkin menemukan cinta dan kehilangannya, tetapi ketika cinta itu mati, kita tidak perlu ikut mati bersamanya.

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?Ketika kita menangis?Ketika kita membayangkan?

Ini kerana hal terindah di dunia tidak terlihat..kadangkala, orang yang kita cintai adalah orang yang paling menyakiti hati kita. Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan.Tetapi ingatlah,melepaskan bukanlah akhir dari dunia,melainkan awal dari suatu kehidupan baru.

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,mereka yang tersakiti, yang telah mencuba dan mencari,Kerana merekalah yang boleh menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Pepatah mengatakan,

Cinta yang agung adalah ketika kita menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya, ketika dia tidak mempedulikan kita dan kita masih menunggunya dengan setia, ketika dia mencintai orang lain dan kita masih boleh tersenyum lalu berkata “aku turut bahagia untukmu”…

Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya.

Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

Orang terkuat bukanlah mereka yang selalu menang,melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Cinta bukannya perkara menjadi “orang sempurna”nya seseorang.Justru perkara menemukan seseorang yang boleh membantu menjadikan dirimu menjadi sempurnanya.

Dalam perjalanan hidup ini ,kita belajar tentang diri sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, hanyalah penghargaan-penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kita buat.

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,bukan kerana orang itu berhenti mencintai kita melainkan kerana kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita 

" Melepaskannya ."  selamat berbuka dan terawih dari saya... salaam sampai bertemu lg :)

We Are Muslim, Alhamdulillah




WE are Muslims may come from different parts of the world and speak different languages and wear different clothes; and we might physically and materially differ from each other, but in the end (and here I give the last line away but it’s just too good not to quote): ‘we are Muslim, Alhamdulilah’.