my cuk muncung.pls play with him while im not at home.tq

My Fav On9 Shopping

Luaran berbeza tapi isi dalamnya tetap sama

Baca kisah dibawah ini sebagai panduan agar hidup anda menjadi lebih aman, tenang dan bahagia.

Sekumpulan bekas pelajar sebuah universiti berkumpul menziarahi bekas pensyarah mereka. Pensyarah itu amat gembira menerima kedatangan bekas pelajar yang berjaya dalam jurusan dan kehidupan masing-masing. Mereka bertanya khabar dengan penuh mesra dan terus terang. Perbincangan berlanjutan sehingga menyangkut kepada permasalahan berbentuk peribadi. Ada yang mengeluh, mengadu dan meluahkan perasaan yang tertekan dengan pelbagai permasalahan, tekanan hidup berkeluarga, dengan rakan di tempat kerja serta masyarakat sekeliling.
Pensyarah itu hanya tersenyum dan terus menuju ke dapur untuk mengambil cawan pelbagai bentuk dan warna. Ada yang dibuat daripada tembikar, kaca dan plastik. Ada yang cantik, penuh hiasan, kelihatan mahal dan ada yang biasa saja dan murah. Pensyarah itu menjemput semua bekas anak murid itu minum menggunakan cawan pilihan mereka.
ya cawan yang biasa-biasa dan murah! “Begitulah lumrahnya kita hanya akan memilih yang terbaik (menurut pandangan luaran), sebenarnya itulah punca masalah dan tekanan hidup yang kita semua hadapi!”
Apa yang kita perlukan sebenarnya adalah air, bukan cawan itu
"Luarannya berbeza, tapi isi dalamnya tetap sama"
Apabila semua bekas pelajar itu mengambil cawan yang terisi air, dia pun berkata: ”Jika kamu perhatikan, semua cawan yang cantik dan mahal itu diambil, yang tinggal hanya cawan yang biasa2
kita secara tidak sedar memilih cawan yang cantik saja! Demikianlah kehidupan ini – ibarat air. Kerjaya, wang ringgit dan kedudukan dalam masyarakat semuanya umpama cawan yang beraneka warna itu. Semua itu adalah alat atau pemudah cara untuk meneruskan hidup tetapi kualiti hidup tidak berubah. Jika kita hanya menumpukan perhatian kepada cawan, kita tidak ada masa untuk menghargai, merasakan dan menikmati air itu!
Apa yang pensyarah itu katakan bertepatan dengan apa yang al- Quran bentangkan mengenai jiwa manusia yang selalu berkeluh kesah dan tidak pernah rasa cukup. Pelbagai permasalahan kita berpunca daripada empat perkara:


1. Kita hanya memandang dan menginginkan apa yang ada pada tangan orang lain. Kita tidak nampak atau lupakan nikmat di dalam genggaman kita. Walhal, Allah telah berikan kepada kita. Oleh itu kita tidak rasakan ‘keseronokan’ atau terasa nikmat dengan pemberian itu.
2. Kita terlalu banyak ‘komplen’ dan komen (mengadu) dan mengeluh serta menyalahkan keadaan sehingga kepada permasalahan sekecil-kecilnya dalam kehidupan dunia ini. Tetapi, kita sering lupa kesusahan dan penderitaan sebenar yang bakal kita hadapi di akhirat kelak.
3. Kita terlalu mengejar kemewahan, kemegahan dan glamor kehidupan sehingga melupakan tujuan hidup kita sebenarnya. Inilah sebenar ujian hidup yang kadang kala kita rasakan amat memeritkan untuk dihindari, pada hal kita tahu ganjarannya adalah syurga daripada Allah.
4. Kita selalu menganggap kehidupan di dunia ini untuk hidup selama-lamanya. Oleh itu, kita menghabiskan seluruh sumber dalam diri semata-mata untuk membina pengaruh, mengumpul harta dan kemasyhuran diri seolah-olah ‘kematian’ itu untuk orang lain, bukan untuk kita. Kita lupa semua kejadian akan mati dan walhal akhirat adalah kehidupan abadi.


Oleh itu, dari sekarang kita hentikan perangai suka komplen, komen dan berkeluh kesah. Kita hargailah kehidupan ini. Kita jalani kehidupan sebagai khalifah Allah, melakukan yang makruf, melarang perkara yang mungkar. Kita syukuri nikmat yang ada dan panjangkan nikmat ini kepada orang lain dengan memberikan khidmat menolong dan memudahkan kehidupan orang lain.
Pernah suatu ketika Saidina Ali ditanya oleh seorang lelaki: “Jika diberikan pilihan, mana satukah yang kamu pilih?, kehidupan di dunia atau mati?” Jawapan baginda memeranjatkan lelaki itu:“Saya akan pilih kehidupan di dunia, melalui perjuangan dalam kehidupan ini, saya mendapat bekalan untuk mencapai keredaan Allah di akhirat kelak.”

Moga seluruh perjalanan hidup kita diredhai dan dirahmati oleh Allah. Apa guna hidup seorang hamba tanpa keredhaan penciptaNYA.

The Simple Muslimah and The Complicated Careers


Amongst the most dangerous things that can happen to many girls stepping into a career zone: she will think that she can control her self and protect herself from haraam even if she studies and works  with males, communicates with males, share jokes with males, goes to canteen and picnics with males....just because she wears a hijab and a scarf so she is safe.

There are certain careers essential for women and medical zone and teaching being one them, yet they  are not without dangers because the learning environment teaches you many other things too .. those things which you dont pay your fees for, nor it is  part of your syllabus. It comes in the form of being 'look cautious', smart at jokes or responding to jokes, ettiquette of laughing , sitting, exchanging gifts and gift cards and demanding parties from class mates......A girl is exposed to the latest fashions and realises that her looks, her face, her style and the colour  of her dresses needs to be updated. Even a simple girl wants a complicated looks.

This causes a shift in her attitude towards herself specially  her Islamic way of life she has come from. An environment that enveloped her from all the glitter of being watched and graded by males, a cloud that shaded her from all the heats of competitive looks will now seem to her like a cage depriving her freedom to fly.Yet I say that these two are the need of of our community so some females who are firm in deen and have a strong religious background  should go ino thembut with a little caution

In fields like Information Technology it is only intelligence that is needed but a grade in beauty will lift your popularity index as compared to the other girls in the class. It continues even when she joins  a company where she is in a micro minority sorrounded by males. Lenghty working hours to finish the tasks and late nights to fix up net work problems are important part of the job profile. She will keep on disconnecting her phone repeatedly every time her husband or children disturb her. Poor fellows only wanted to know if she is coming early and cooking food or should they order from hotel. The only thing she gets is a fat salary to buy luxuries for herself and branded expensive beauty products  designer's dresses are  some  of them, and some time birthday cards with flowery words of love and affections for her husband and children , which come from the pens of professional writers and not from her heart. Replace IT with Engineering or CA , the rules and the rulers  of studying and working places remain same.

There are certain careers like MBA  where looks and styles are essential chapters of your syllabus. . She has to learn the art of persuading customers and please them and bargain hard for her company. If you see it from a little different angle, she is not only marketing the product or the services of her company but marketing herself in the office. Students have to give presentations to audience standing before them, looking into their eyes, without feeling shy and bashful other wise it is counted as  lack confidence.  Those natural attributes that  fetch you more marks in the book of Allah will now sit in the column of  liablities and barriers towards  prosperity. Your shy and  modest Islamic nature, that is declared to be a part of Emaan in every book of hadith, will gradually say to you good bye..After all an A-plus in Maths and Sceince indicates that you are intelligent in those subject only but in real life there are subjects in which are grading is done by Allah only and Haya is one of them.

Meanwhile you will still continue to wear an abhaya with  a scarf, fearless of any threat to your modesty from any side.  Any takers of my Advice?

Or as Prophet Saleh said when he looked at his dead people devasted by the wrath of Allah: O my People! I gave you sincere advice but Alas! You do not  love  sincere advisors.....

Surah al-Ar'af ch 7,verse 79